Senin, 23 Agustus 2010

Ada beberapa orang yang kecewa terhadap Tuhan. Dulu akupun begitu, tp setelah itu aku tersadar betapa bodohnya aku.
Aku memaksakan apa yang aku mau sama Tuhan, aku memaksakan mimpi-mimpiku sehingga menomer duakan Tuhan dan kehendakNya, perasaanNya, aku merasa "lebih tau, sok tau" apa yang terbaik. Sehingga ketika ada hal yang tidak sesuai dengan aku timbullah rasa kecewa itu, timbul pertanyaan mengapa bengini, mengapa begitu, seharusnya begini, seharusnya begitu...
Aku tidak menyadari diriku, betapa terbatas dan sempitnya manusia.
Hal itu terjadi karena aku belum mengenalNya, ga mau mengenalNya.

Dia Tuhan, Dia yang menciptakan segalanya, Dia yang menciptakanku, Dia yang tau segalanya.
Dia yang tau apa yang terbaik buat semua. Dia yang menentukan segala hal, sekalipun itu "tidak baik" menurut pandanganku, apa hakku untuk memprotes. Apa hakku untuk mempertanyakanNya. Aku ciptaanNya, aku kepunyaanNya, semua yang ada padaku milikNya, kehidupan, aku lahir ke dunia ini aku tidak bawa apa-apa, aku dapat dari orangtuakah?? wkt mereka lahirpun mereka tidak bawa apa-apa.. Dia yang berkuasa atas hidupku. Sebenarnya Dia yang berkuasa penuh.

Dalam penyerahan, dalam kerendahan hati aku belajar untuk menyadari siapa aku, siapa Tuhan itu, dan Dia mulai bawa aku mengenal pribadiNya,.
Bukankah kita diciptakan serupa gambarNya, sama seperti kita Dia adalah seorang pribadi, yang memiliki perasaan. Dia baik, Dia Menyayangi, Dia pun bisa sedih, Dia pun bisa marah. Banyak manusia yang salah mengerti akan Dia, padahal Dia adalah CINTA yang seutuhnya. Ketika Tuhan memperkenalkan kebaikan memberikan seperti yang aku mau, dulu aku puas akan hal itu, tanpa aku sadari pengenalanku masih terlalu sedikit. Tuhan inginkan lebih lagi, Dia tau apa yang aku mau itu belum ada apa-apanya, Dia mulai bawa aku mengenal kehendakNya yang sempurna itu, yang sungguh amat baik. Dan proses itupun dimulai, Dia mulai membentuk pribadiku, seperti seorang ayah yang mengajari anaknya yang masih kecil berjalan, kadang ketika aku jatuh, Dia seperti membiarkanku, mengapa Dia membiarkanku, ahh aku ga mau belajar lagi... Ya seperti anak kecil itu aku berpikir tanpa tau alasanNya begitu adalah membuat aku bisa berjalan dengan baik, bisa berlari-lari kemudian.

Dan Dia mulai membawaku lebih lagi, mengajariku apa yang benar dan salah. Ada kalanya, aku melakukan apa yang salah itu, kadang Dia seperti membiarkan tapi Dia mengingatkanku bahwa itu salah, kadang Dia harus menghukum karena kenakalanku, kadang Dia diam, dan itu yang sangat menyakitkan. Ketika aku bertobat, aku mengakui kesalahanku, aku meminta maaf, Dia adalah Tuhan yang setia, Dia memaafkanku, Dia melupakan pelanggaranku.

Lebih lagi aku dibawa semakin mengenalNya, hari demi hari, dari waktu ke waktu, melalui setiap kejadian, setiap proses. Semakin dalam mengenal hatiNya, perasaanNya, pribadiNya.
Sehingga perasaan kecewa itu hilang, dan berganti syukur dan percaya penuh. Dalam setiap keberadaanNya, berkat, kasih sayang, cintaNya, dan bahkan dalam setiap ajaran, hajaran, aku tau Dia baik, dan aku tau Dia masih pribadi yang sama yang penuh kasih sayang, Dia yang setia. Dia tidak pernah merancangkan yang jahat, Dia yang tau yang terbaik buat semua anak-anakNya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar